游客发表

bocoran macau: Instruktur wasit PSSI: Keputusan wasit Shen Yinhao tidak keliru

发帖时间:2024-11-23 10:51:48

Piala Asia U-23

Instruktur wasit PSSI: Keputusan wasit Shen Yinhao tidak keliru

  • Selasa,bocoran macau 30 April 2024 19:36 WIB
Instruktur wasit PSSI: Keputusan wasit Shen Yinhao tidak keliru
Wasit Shen Yinhao memberikan kartu merah kepada bek Indonesia Rizky Ridho (#5) pada pertandingan semifinal Piala Asia U23 AFC Qatar 2024 antara Indonesia dan Uzbekistan di Stadion Abdullah Bin Khalifa di Doha pada 29 April 2024. ANTARA/AFP/Karim Jaafar/pri.
Jakarta (ANTARA) - Instruktur wasit Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Fakhrizal Kahar, mengatakan tidak ada yang keliru dengan keputusan wasit Shen Yinhao saat memimpin pertandingan semifinal Piala Asia U-23 2024 antara Indonesia melawan Uzbekistan di Doha, Qatar, Senin (29/4).

Ia membeberkan, secara keseluruhan keputusan-keputusan yang diambil oleh wasit tersebut dinilai sudah tepat dan sesuai dengan aturan yang ada.

"Secara keseluruhan tidak ada keputusan yang keliru dari wasit Shen Yinhao. Intervensi wasit VAR juga sudah tepat," kata Fakhrizal saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Ia menguraikan tentang sejumlah keputusan yang dinilai kontroversial, seperti gol Muhammad Ferarri yang dianulir wasit pada menit ke-61.

Dalam kasus itu, penyerang Indonesia, Sananta, memang sudah berada dalam posisi offsidesebelum gol dicetak Ferarri.

Menurut Fakhrizal, Sananta sudah melakukan interfering of opponentatau mencoba campur tangan terhadap gerakan lawan.

Saat dilihat di video assistant referee(VAR), lanjut dia, kaki Sananta memang sudah offside.

Oleh karena itu, keputusan tersebut dinilai sudah sesuai protokol VAR.

"Mau gol atau tidak itu harus dicek. Penalti atau tidak harus dicek dan dipanggil wasit VAR ke layar. Jadi sebelum gol Sananta memang sudah offside," ujar wasit senior tersebut.

Baca juga: Pengamat nilai wasit AFC kembali rugikan timnas Indonesia U-23

Kemudian, untuk caseRizky Ridho. Pemain itu memang clearuntuk melakukan tendangan, tetapi setelah itu kakinya dianggap membahayakan lawan atau serious foul play.

Usai menendang bola, Rizky Ridho dianggap tidak berusaha untuk menghindar atau menekuk kaki, guna menghindari lawan sehingga dinilai berbahaya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, jika kapten timnas U-23 tampak ada gelagat mencoba menghindar atau menarik kakinya saja, maka mungkin wasit akan mempertimbangkan untuk hanya memberi kartu kuning.

Wasit senior itu berasumsi, Rizky Ridho hanya ingin melindungi diri, tetapi dengan cara yang salah sehingga dianggap membahayakan lawan atau serious foul play.

Baca juga: Para pesohor mengecam keputusan wasit saat Indonesia lawan Uzbekistan

Fakhrizal menambahkan, caseselanjutnya yaitu terkait insiden pelanggaran terhadap Witan Sulaeman pada menit ke-27 di dekat garis kotak penalti.

Awalnya wasit memang memutuskan pelanggaran terhadap Witan dan Indonesia mendapatkan kesempatan tendangan bebas di dekat garis kotak penalti Uzbekistan.

Namun, sesaat sebelum dieksekusi oleh Marselino atau Nathan Tjoe-A-on yang sudah bersiap, wasit dipanggil oleh wasit VAR untuk melihat layar monitor.

Saat kembali ke lapangan, wasit Shen Yinhao justru menganulir keputusannya dan mengatakan bahwa tidak ada pelanggaran akibat tekel dari pemain Uzbekistan.

Pemain Uzbekistan, kata Fakhrizal, dianggap tidak melakukan foulkarena kakinya dinilai dahulu menjangkau bola sebelum akhirnya menjegal Witan.

"Ketika VAR dicek kejadian justru di dalam kotak penalti, tetapi pemain bertahan Uzbekistan dinilai clearmemainkan bola atau game play the ball, jadi tidak ada pelanggaran," ujar dia.

Baca juga: Indonesia takluk 0-2 dari Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23

Dalam laga semifinal Piala Asia U-23 yang digelar di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha Qatar, Senin (29/4) malam, skuad Garuda Muda telah berjuang keras atau berusaha maksimal untuk menembus final saat bersua Uzbekistan.

Tetapi, Indonesia harus menelan pil pahit karena kalah dengan skor 0-2.

Kuatnya barisan pertahanan yang dikendalikan kapten Rizki Ridho, membuat babak pertama berakhir dengan skor kaca mata alias 0-0.

Bahkan, Indonesia sempat mencetak gol di menit ke-61, melalui Muhammad Ferrari, tetapi dianulir wasit setelah melihat tayangan VAR, karena ada pemain Indonesia yang offside.

Setelah gol dianulir, timnas justru harus kebobolan selang tujuh menit setelahnya, yaitu menit ke-68 lewat tendangan Khusain Norchaev.

Petaka berlanjut, kali ini Rizky Ridho harus diusir dari lapangan karena terkena kartu merah pada menit ke-84.

Satu menit setelahnya, Indonesia kembali menelan pil pahit karena skor kekalahan bertambah jadi 0-2, karena gol bunuh diri Pratama Arhan.

Baca juga: Erick Thohir beri motivasi bagi Garuda Muda agar tak menyerah

Dalam pertandingan itu, kepemimpinan wasit Shen Yinhao dan wasit VAR Sivakorn Pu-udom menuai pro dan kontra dari banyak pihak.

Sejumlah keputusan dinilai sebagian pihak sangat merugikan Indonesia, khususnya saat memberikan kartu merah kepada Rizky Ridho.

Meski gagal ke final, Indonesia masih memiliki kans untuk tampil di final melalui perebutan tempat ketiga melawan Irak.

Jika Indonesia menang, maka tiket otomatis ke Olimpiade Paris 2024 pada 26 Juli - 11 Agustus nanti sudah dalam genggaman.

Namun, bila tetap kalah kesempatan terakhir juga masih ada.

Skuad Garuda Muda akan melakoni jalur playoffantar konfederasi melawan wakil dari benua Afrika, yaitu Guinea U-23 yang dijadwalkan pada 9 Mei mendatang.

Pemenang playoffitu akan meraih tiket untuk berada di panggung pesta olahraga atau multieventterbesar di dunia. Tetapi jika kalah, maka harapan Indonesia untuk tampil sudah tertutup rapat.

Baca juga: Tiket Olimpiade tertunda, Erick Thohir: Saya puas dengan timnas U-23

Baca juga: Shin Tae-yong optimistis Garuda Muda lolos ke Olimpiade Paris

Baca juga: Jokowi harapkan timnas Indonesia U-23 bisa melaju ke Olimpiade

Pewarta: Donny Aditra
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2024

    热门排行

    友情链接