Pewarta: Arindra MeodiaE-Sport
Moonton Games gandeng Garudaku Akademi luncurkan program pembinaan bagi siswa
Jakarta (ANTARA) - Moonton Games yang menggandeng Garudaku Akademi meluncurkan "Moonton Cares, Membina Sang Legenda," yang di dalamnya mencakup berbagai program untuk pembinaan para siswa yang mempunyai minat terjun ke industri esports.
Public Relations & Communications Manager Moonton Indonesia Azwin Nugraha mengungkapkan saat ini ada 210 siswa dari tujuh sekolah di Jawa Timur, yang tergabung dalam program kolaborasi Moonton Cares dan Garudaku Akademi yang merupakan akademi di bawah naungan Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI).
"Bukan cuma sebagai atlet esports, peluang lainnya adalah wasit, caster, manager, bahkan influencer atau content creator. Malang menjadi langkah pertama kami dalam mendorong pertumbuhan esports di Indonesia," kata Azwin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Dalam penandatanganan nota kerja sama antara Moonton dan Garudaku Akademi, juga diungkapkan bahwa Moonton akan membukakan akses digital dengan memberikan donasi smartphone ke sekolah-sekolah.
Baca juga: PB ESI: Esports jadi sektor pasar baru dengan perkembangan pesat
"Harapannya, agar siswa juga dapat langsung mempraktikkan penggunaan telepon pintar dan bukan cuma belajar soal teori sehingga bisa langsung diimplementasikan di dunia nyata, khususnya pendidikan," ujar Azwin.
Perkembangan industri esports semakin pesat di dunia dan tak ketinggalan pula di Tanah Air. Menurut data Global Games Market Report 2021, Indonesia menempati posisi 17 pasar game terbesar dengan pertumbuhan yang sangat cepat.
Data tersebut diperkuat dengan Indonesia Esports Industry Outlook 2021, di mana menurut data dari salah satu tim esport terbesar di Indonesia Evos Esports, dari total 274,5 juta gamers di Asia Tenggara, Indonesia berkontribusi sekitar 43 persen terhadap jumlah total tersebut.
Selain itu Indonesia juga menyumbang pendapatan terbesar senilai 2,08 miliar dolar AS atau sekitar Rp 30 triliun.
Tingginya jumlah gamers dan jumlah pendapatan menjadi indikasi bahwa industri esports memiliki potensi yang cukup besar di Indonesia.
Baca juga: PB ESI gelar Liga Esports Nasional Pelajar 2022 dorong atlet potensial
Seperti diketahui, Akademi Garudaku adalah akademi esports yang berdiri di bawah naungan PB ESI untuk menjaring talenta esports dari dunia pendidikan. Akademi Garudaku merupakan program strategis yang akan menjawab berbagai tantangan terkait pembangunan ekosistem esports berprestasi, berkarakter, dan berintegritas.
Kepala Program Akademi Esports Garudaku Robertus Aditya Pratomo Putro menjelaskan Garudaku mengusung konsep pembinaan, pembelajaran dan pelatihan yang mencakup keterampilan teknis dan nonteknis atau soft skill.
"Akademi Esports Garudaku melibatkan para akademisi dan praktisi di bidang esports, psikologi, public speaking, personal branding, kesehatan dan nutrisi, kebugaran fisik, serta hukum sebagai pengajar dan penyusun silabus serta materi pembelajaran dan pelatihan," ujar Robertus.
Sejak 2018, Moonton Games telah melahirkan ratusan atlet esports yang telah berkompetisi di level profesional Mobile Legends: Bang Bang Professional League (MPL) Indonesia dan juga Mobile Legends: Bang Bang Development League Indonesia.
Para pemain profesional esports tersebut tak hanya menjadi tulang punggung keluarga, mereka juga membawa harum nama tim dan juga Indonesia di kancah dunia.
Sebagai catatan, Indonesia pernah membawa pulang medali perak di SEA Games 2019 di Filipina dan SEA Games 2020 di Vietnam. Tim Mobile Legends asal Indonesia, EVOS Esports juga sempat menjadi predikat tim MLBB terbaik di dunia setelah menjuarai Kejuaraan Dunia Mobile Legends yang diselenggarakan di Malaysia tiga tahun silam.
Pada awal 2023, dua tim Mobile Legends terbaik asal Indonesia juga akan berkompetisi untuk menjadi tim terbaik di dunia dalam ajang M4 World Championship pada 1-15 Januari mendatang.
Dua tim tersebut, RRQ Hoshi dan ONIC Esports, adalah grand finalis MPL Indonesia Season 10.
Baca juga: Kisah hidup atlet esport EVOS Wannn dijadikan film
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022