jawara sydney wanwantoto: TNI AL ikut sertakan OAP dalam misi diplomasi ke Pasifik Selatan

TNI AL ikut sertakan OAP dalam misi diplomasi ke Pasifik Selatan

  • Rabu,jawara sydney wanwantoto 9 Oktober 2024 17:11 WIB
TNI AL ikut sertakan OAP dalam misi diplomasi ke Pasifik Selatan
Prajurit TNI AL melambaikan tangan melepas keberangkatan Satgas Port Visit KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Rabu (9/10/2024). Kapal bantu rumah sakit TNI AL itu bakal berlayar ke Fiji, Solomon, Vanuatu, dan Papua Nugini selama 48 hari. ANTARA/Genta Tenri Mawangi.
selama ini permasalahan yang muncul di beberapa negara tujuan kemungkinan karena negara-negara itu kurang mengenal Indonesia. Karena tak kenal itu, maka tak sayang
Jakarta (ANTARA) - TNI Angkatan Laut mengikutsertakan beberapa orang asli Papua (OAP), khususnya beberapa pelajar, dalam misi pelayaran untuk diplomasi dan muhibah ke empat negara di kawasan Pasifik Selatan pada 9–25 Oktober 2024.

Panglima Komando Armada RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata dan Pangkoarmada III Laksamana Muda TNI Hersan melepas keberangkatan Satuan Tugas (Satgas) Port Visit Pasifik KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 untuk melaksanakan misi muhibah dan diplomasi ke Fiji, Solomon, Vanuatu, dan Papua Nugini dengan total waktu berlayar dari titik awal di Jakarta sampai kembali ke markas di Sorong, Papua Barat Daya, selama 48 hari.

“Kami berniat baik untuk menjalin diplomasi, menjalin komunikasi bahwa kawasan Pasifik Selatan juga terkait dengan Papua. Itu merupakan serumpun,“ kata Pangkoarmada RI saat jumpa pers acara pelepasan satgas di Jakarta, Rabu, menjawab pertanyaan ANTARA soal keikutsertaan OAP dalam misi pelayaran tersebut.

Baca juga: TNI AL: Pelayaran KRI WSH-991 ke Pasifik untuk uji kemampuan kapal

Dia melanjutkan meskipun serumpun masing-masing warga negara baik OAP yang mewakili Indonesia dan warga di empat negara Pasifik Selatan itu tetap terikat dalam konteks negara.

Oleh karena itu, Denih menegaskan masing-masing negara pun tetap tunduk pada aturan-aturan internasional yang berlaku, utamanya saling menghormati kedaulatan negara masing-masing.

Dia menekankan misi ini selain untuk membangun rasa saling percaya antarnegara (CBM), juga sebagai bagian dari perkenalan, dan penjajakan terhadap peluang-peluang kerja sama yang dapat dibentuk ke depannya antara TNI AL dan angkatan laut empat negara tujuan.

Dia juga menyebut selama ini permasalahan yang muncul di beberapa negara tujuan kemungkinan karena negara-negara itu kurang mengenal Indonesia. “Karena tak kenal itu, maka tak sayang,” ujar dia.

Baca juga: TNI pastikan bandara VVIP IKN layak dijadikan lokasi uji terbang B-737

Oleh karena itu, pelayaran ke empat negara di Pasifik Selatan, menurut Denih, mengemban misi penting, yaitu untuk menjalin komunikasi dan memperkuat diplomasi, yang sebagaimana diatur dalam Pasal 9 Undang-Undang TNI, juga menjadi bagian dari tugas TNI Angkatan Laut.

Dalam misi pelayarannya ke empat negara di Pasifik Selatan, Satgas Port Visit Pasifik di masing-masing negara bakal menyalurkan paket bantuan obat-obatan, bakti sosial, memberikan pelayanan kesehatan, dan memperbaiki rumah ibadah. Kemudian, satgas itu juga akan bertemu dengan pejabat angkatan laut setempat (courtesy call), menggelar resepsi di atas kapal, pertukaran budaya, dan menggelar kegiatan olahraga bersama.

“(Olahraga bersama) ini supaya ada kegiatan interaktif dengan masyarakat atau dengan tentara di sana tergantung nanti yang disiapkan melalui kedutaan besar RI di sana,” kata Pangkoarmada RI.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024